Shen Yun Performing Arts
  • Perihal Shen Yun
    Pertunjukan
    Awam perihal Shen Yun?
    9 Karakteristik Shen Yun
    Tari Klasik Tiongkok
    Orkestra Simfoni
    Factsheet
    Perusahaan Shen Yun
    Cerita Kami
    Kehidupan di Shen Yun
    Tantangan yang kita Hadapi
  • Para Artis
  • Video
  • Apa yang Baru
    Apa yang Baru
    Berita
    Blog
    Di Media
  • Pers Rilis
  • FAQ
  • Ulasan penonton
  • Pedia Shen Yun Buletin Cari
    Indonesia
  • English
  • 中文正體
  • 中文简体
  • 日本語
  • 한국어
  • Česky
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Italiano
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Latviski
  • Pусский
  • Română
  • Svenska
  • Việt
  • Melayu
  • עברית
  • Norsk
  • Tiket & Info
    Menu
    Shen Yun Logo
    Tiket
    Apa yang Baru
    Menu
    • Perihal Shen Yun
      • Awam perihal Shen Yun? 9 Karakteristik Shen Yun Cerita Kami Kehidupan di Shen Yun Lembar Fakta Shen Yun Tantangan yang kita Hadapi Tari Klasik Tiongkok Orkestra Simfoni
    • Para Artis
    • Video
    • Apa yang Baru
      • Apa yang Baru Berita Blog Di Media
    • Pers Rilis
    • FAQ
    • Ulasan penonton
    Shen Yun 9 Characteristics Link Image

    Apa yang Membuat Kita Unik?

    TEMUKAN 9 KARAKTERISTIK
    • Pedia Shen Yun
    • BERLANGGANAN
    • Cari
    Bahasa
    • English
    • 中文正體
    • 中文简体
    • 日本語
    • 한국어
    • Česky
    • Deutsch
    • Español
    • Français
    • Italiano
    • Nederlands
    • Polski
    • Português
    • Latviski
    • Pусский
    • Română
    • Svenska
    • Việt
    • Melayu
    • עברית
    • Norsk
      Pedia Shen Yun
      Kembali Pedia Shen Yun > Dipaksa ke Gunung Liang, Cerita tentang Lin Chong

    Dipaksa ke Gunung Liang, Cerita tentang Lin Chong

    A
    A

    Cerita ini, yang mempunyai banyak versi terjemahan, diadaptasi dari (Kisah Tepi Air) Outlaws of the Marsh , sebuah fiksi sejarah yang dikaitkan dengan penulis abad ke 14 Shi Nai’an. Yang juga dikenal dengan judul Orang-orang Rawa dan Semua Orang adalah Saudara, novel ini adalah satu dari Empat Literatur Klasik Termasyhur Tiongkok.

    Seorang buangan berhati baik namun terluka sangat dalam. Seorang pemuda kompeten yang keinginannya menjadi kandas. Pejabat korup yang mengabaikan keadilan demi melindungi putranya. Mereka berkumpul bersama dalam kisah “si Kepala harimau Kumbang” Lin Chong – seorang pria terhormat yang menjadi pahlawan orang buangan.

    Lin Chong
    Lin, a snowy night on the Liangshan.
    Illustration by Chengwei Zhao

    Awal-awal yang Menakjubkan

    Lin Chong adalah orang yang sepertinya memiliki segalanya. Seorang ahli seni beladiri, dia bertanggungjawab untuk melatih 800.000 orang tentara kerajaan di ibukota. Lin adalah figur yang tampan, dihormati karena kekuatannya dan dikagumi karena kehebatannya. Dan dia memiliki keluarga yang bahagia dan menikah dengan putri yang cantik dari salah seorang gurunya.  

    Hidupnya berjalan baik. Hingga suatu hari...

    Seorang pejabat jahat bernama Gao Qiu menjadi musuh bebuyutan dari pahlawan kita. Karakter yang keji ini terinspirasi dari seorang marsekal besar korup dari jaman Dinasti Song yang mempunyai nama yang sama (tidak diketahui pasti apakah cerita di Outlaws of the Marsh (orang-orang buangan di rawa) lebih banyak fakta atau fiksi, tidak ada yang tahu tepatnya). Anak pejabat tersebut, Gao Yanei, mempunyai reputasi cukup terkenal sebagai si mata keranjang yang hina.

    Di suatu hari naas, Gao muda memata-matai istri Lin dan segera tergila-gila. Istri Lin menjadi objek obsesi Gao, hatinya yang jahat rela melakukan apapun untuk memiliki istri Lin. Memanfaatkan kesempatan ketika Lin tidak ada, dia menyusun rencana-rencana licik untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Istri Lin merasa sangat malu dan memilih mati bunuh diri daripada menanggung aib.

    Ketika Lin Chong mendengar berita tersebut, ia ingin menuntut keadilan untuk istrinya tapi dihentikan oleh ayah si penjahat - sang menteri kuat Gao. Lin hancur, dan masalah-masalah dalam hidupnya mulai brmunculan.

    Takut kalau-kalau Lin Chong akan membalas dendam pada putranya. Menteri Gao membuat tuduhan palsu pada Lin yaitu percobaan pembunuhan dan kemudian Lin dibuang ke pos luar militer yang jauh terpencil. Namun, hal ini belum cukup bagi kedua Gao. Mereka haus darah dan mengirim kroni-kroninya untuk membayangi Lin, menunggu waktu yang tepat untuk menyerang. 

    Lin Chong
    Lin Chong sheds blood.
    Illustration by Chengwei Zhao

    Lin Chong Bersimbah Darah

    Malam di musim dingin sangatlah dingin. Sebuah badai salju telah meninggalkan gundukan salju yang tinggi dan berat di atas pos luar yang kecil. Tiba-tiba, atapnya runtuh karena beban berat dari salju dan es, serpihan-serpihan berjatuhan dari atas bangunan yang dihuni Lin . Karena kedinginan dan putus asa, Lin terpaksa mencari perlindungan di kuil terdekat. Di sana, di bawah cahaya rembulan yang dingin, dia melihat dengan ngeri ketika para anak buah Gao menempelkan obor yang mereka bawa ke bangunan dengan harapan untuk memanggangnya hidup-hidup.

    Istrinya telah tiada, nama baiknya sudah hancur, dan hidupnya telah menurun menjadi orang buangan yang menyedihkan. Dan sekarang sepertinya Gao tidak akan berhenti sebelum dia mati. Namun, Lin tidak akan semudah itu dikalahkan.

    Lin melompat keluar dari dalam kuil dengan raungan yang berapi-api. Ketika melihatnya, beberapa bajingan itu ada yang kabur; yang lainnya mengepung dia dan menyerangnya dengan pedang. Tidak ada satupun dari tentara bayaran itu yang mampu menandingi ahli beladiri yang sedang marah ini. Lin membunuh mereka dengan beberapa tusukan dari tombaknya dan meninggalkan mayat-mayat mereka di dataran salju yang bersimbah darah.

    Tapi dari belakang, Gao Yanei sudah mengangkat belatinya dan dengan cepat mengarahkannya ke Lin Chong. Lin mengelak secepat kilat dan kemudian, tombak Lin telah menusuk dada Gao, pisaunya yang dingin menggantung di ujung tangannya yang terkulai lemah.

    Ke Gunung Liang

    Lin tahu bahwa sekarang dia bersalah sebagai seorang pembunuh- tidak perduli untuk tujuan membela diri – dan bahwa dia tidak akan diampuni oleh pihak istana. Berdiri di malam yang sunyi, dikelilingi oleh darah kental dan tersiksa oleh kehilangan, dia memasukkan tangan ke balik bajunya dan mengambil sebuah sapu tangan kecil berwarna putih.

    Sebuah hadiah dari istrinya, benda itu adalah hal terakhir yang menghubungkannya dengan istrinya. Dia menarik tombaknya dan menggunakan kain berharga itu untuk menyeka darah dari penjahat yang telah mempermalukan istrinya. Mendekati sebuah tugu batu besar di depan kuil, dia menempelkan kain yang sekarang berwarna merah itu ke sebuah batu putih dan menulis empat huruf: “逼上梁山”—Dipaksa ke Gunung Liang.

    Lin pergi ke alam  liar di Gunung Liang, di sana dia menjadi salah satu orang yang paling disegani di dalam kelompok orang-orang buangan. Beberapa orang yang dibawa oleh takdir ke sisinya antara lain  Wu Song - si penakluk harimau,  Lu Zhishen – si biksu gadungan, dan Yang Zhi – hewan berwajah hijau. 

    Secara keseluruhan, novel ini menceritakan 108 karakter semacam itu, korban dari keadaan yang malang yang dipaksa untuk hidup sebagai bandit dan berharap mendapatkan pengampunan pada suatu hari nanti. Anggota kelompok yang beraneka warna ini terus melanjutkan perjalanannya dengan “Si Kepala harimau Kumbang” Lin Chong setia di sisi mereka.

    “Orang buangan dari Gunung Liang” adalah judul tarian mini drama Shen Yun 2015, yang dikoreografi oleh Gu Yuan dengan musik oleh D.F.

    March 10, 2015

    KONTEN TERKAIT
    • Leading Article Drama Watermargin
      Batas Air
    • Leading Article Wusong
      Wu Song Mengalahkan Harimau
    • Leading Article Drama Luzhisheng
      Biksu Lu Zhishen yang baik-jahat
    • Yangzhi
      Yang Zhi Menjual Pedangnya

    Sebelumnya

    Ne Zha – Bocah Ajaib dalam Mitologi Tiongkok

    Selanjutnya

    Tiga Kerajaan: Merebut Anak Panah dengan Perahu Jerami
    KONTEN TERKAIT
    • Batas Air
      Leading Article Drama Watermargin
    • Wu Song Mengalahkan Harimau
      Leading Article Wusong
    • Biksu Lu Zhishen yang baik-jahat
      Leading Article Drama Luzhisheng
    • Yang Zhi Menjual Pedangnya
      Yangzhi
    Shen Yun logo golden
    Shen Yun logo golden

    Shen Yun Performing Arts adalah perusahaan tari dan musik klasik Tiongkok pertama yang didirikan di New York. Ia menampilkan tarian klasik Tiongkok, tarian etnis dan rakyat, dan tarian berbasis cerita, dengan iringan orkestra dan pemain solo. Selama 5.000 tahun, kebudayaan dewata berkembang di tanah Tiongkok. Melalui musik dan tarian yang memesona, Shen Yun menghidupkan kembali budaya yang mulia ini. Shen Yun, atau 神韻, dapat diterjemahkan sebagai: "Keindahan makhluk surgawi yang menari."

    Perihal
  • Awam perihal Shen Yun?
  • Orkestra Simfoni Shen Yun
  • Kehidupan di Shen Yun
  • Lembar Fakta Shen Yun
  • Tantangan yang kita Hadapi
  • Shen Yun & Spiritualitas
  • Jumpa Para Artis
  • Hal yang sering Ditanyakan (FAQ)
  • Video
  • TERBARU
  • Perihal Shen Yun
  • Para Artis
  • ULASAN
  • Di Media
  • Yang Baru
  • Utama
  • Berita
  • blog
  • ULASAN
  • Di Media
  • Pedia Shen Yun
  • Tarian Tiongkok
  • Musik
  • Vokal
  • Kostum Shen Yun
  • Proyeksi digital
  • Alat peraga Shen Yun
  • Cerita dan sejarah
  • Shen Yun dan Budaya Tradisional Tiongkok
  • Berinteraksi dengan kami:
    Follow Kami di Gan Jing World
    Tanda tangani Buku Tamu Kami
    Kenali Lebih Jauh tentang Shen Yun
    di Platform Streaming kami
    Pusat Penilaian Kecakapan Seni
    Kenang-kenangan dan Koleksi Premium
    Terinspirasi oleh Shen Yun
    Penari Shen Yun
    Web resmi Pertunjukan Seni Shen Yun Copyright ©2025 Shen Yun Performing Arts. Semua Hak Dilindungi.
    Hubungi kami Persyaratan Privasi Peta situs